Kesulitan
belajar merupakan masalah yang cukup kompleks dan sering membuat
orangtua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak ditemukan
pada anak usia sekolah. Pola belajar anak, memang dibentuk saat di sekolah
dasar. Sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukan
karakternya. Di masa kini anak tidak hanya belajar menghitung, membaca, atau
menghafal pengetahuan umum, tapi juga belajar tentang tanggung jawab, skala
nilai moral, skala nilai prioritas dalam kegiatannya.
Masalah
disiplin juga tidak kalah pentingnya. Anak-anak sejak kecil sudah harus
ditanamkan disiplin. Jika, tidak sangat menentukan perkembangan karakter anak
tersebut. Di dalam kebudayaan Bugis-Makassar ada istilah macanga-canga atau
memandang enteng persoalan. Sering menunda-nunda jadwal belajar.
Dalam
menghadapi perilaku anak seperti ini, dalalm artikel Ibu Anak disebutkan
setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan. Namun, sebelum memperhatikan
hal tersebut, orangtua hendaknya tidak mudah jatuh iba sehingga mengambil alih
tugas anak. Tentu dengan tujuan meringankan agar mereka bisa mengerjakan
pekerjaan rumah misalnya.
Sekali lagi
orangtua tidak dianjurkan membantu anak dengan cara mengambil alih, tapi
bagaimana menuntun anak agar pekerjaan rumah dikerjakan sendiri dalam situasi
menyenangkan.
1. Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
2. Siapkan Ruang Belajar
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Jika kesulitan itu muncul karena tidak tersedianya meja, maka ajaklah anak belajar di meja makan didampingi orangtuanya. Tentu sebelum belajar meja makan harus dibersihkan lebih dahulu.
Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Jika kesulitan itu muncul karena tidak tersedianya meja, maka ajaklah anak belajar di meja makan didampingi orangtuanya. Tentu sebelum belajar meja makan harus dibersihkan lebih dahulu.
Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
3. Komunikasi
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.
Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.
Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.
Sebab-sebab yang mungkin
mengakibatkan timbulnya kesulitan belajar, dapat digolongkan menjadi
tiga yaitu:
1. Banyak sebab yang menimbulkan
pola gejala yang sama. Seringkali gejala-gejala kesulitan belajar yang nampak
pada seorang siswa disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dengan yang lain
yang memperlihatkan gejala yang sama.
2. Banyak pola gejala yang
ditimbulkan oleh sebab yang sama. Sebab yang nampak sama, dapat mengakibatkan
gejala yang berbeda-beda bagi siswa yang berlainan perlu diperhatikan adanya
kesesuaian antara sebab dengan kondisi tempat tinggal siswa.
3. Sebab-sebab yang saling
berkaitan dengan yang lain. Kesulitan yang menimbulkan reaksi dari orang-orang
disekelilingnya atau yang menyebabkan dia bereaksi pada dirinya sendiri dengan
cara yang selanjutnya , menyebabkan timbulnya kesulitan yang baru.
Langkah-Langkah Tindakan
Diagnosa Menurut C. Ross dan Julian Stanley, langkah-langkah
mendiagnosis kesulitan belajar ada tiga tahap, yaitu :
1. Langkah-langkah diagnosis
yang meliputi aktifitas, berupa
a. Identifikasi kasus
b. Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan
c. Menemukan faktor penyebab baik secara internal maupun eksternal
a. Identifikasi kasus
b. Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan
c. Menemukan faktor penyebab baik secara internal maupun eksternal
2. Langkah prognosis yaitu suatu
langkah untuk mengestimasi (mengukur),
memperkirakan apakah kesulitan tersebut dapat dibantu atau tidak.
memperkirakan apakah kesulitan tersebut dapat dibantu atau tidak.
3. Langkah Terapi yaitu langkah
untuk menemukan berbagai alternatif kemungkinan cara yang dapat ditempuh dalam
rangka penyembuhan kesulitan tersebut yang kegiatannya meliputi antara lain
pengajaran remedial, transfer atau referal.
Sasaran dari kegiatan diagnosis
pada dasarnya ditujukan untuk memahami
karakteristik dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan. Dari ketiga pola pendekatan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosa kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
karakteristik dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan. Dari ketiga pola pendekatan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosa kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami
kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
2.
Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu
kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik bersifat umum
maupun khusus dalam bidang studi
3.
Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record
academic” kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan
kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.
4.
Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat
kesalahan yang dibuat.
Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list
Melakukan observasi pada saat siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar siswa di rumah melalui check list
5.
Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama
wali kelas,dan guru pembimbing.
6.
Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya,
dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Dengan
membandingkan angka nilai prestasi siswa yang bersangkutan dari bidang studi
yang diikuti atau dengan angka nilai rata-rata dari setiap bidang studi. Atau
dengan melakukan analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Hasil
analisa empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas,
ketidakhadiran, kekurang aktifan dan kecenderungan berpartisipasi dalam
belajar.
7.
Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan
mengalami berbagai kesulitan.
8.
Memperkirakan alternatif pertolongan. Menetapkan
kemungkinan cara mengatasinya baik yang bersifat mencegah (preventif) maupun
penyembuhan (kuratif).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar